Kesehatan

Lagi-lagi Belajar dari Lari Pagi…

Seperti yang pernah kuceritakan sebelumnya, lari adalah salah satu aktifitasku belakangan ini. Bukan karena aku jagonya, bukan juga karena aku olahragawan, sama sekali bukan.
Aku adalah salah satu penyuka proses lari. Entah, apakah ada orang lain yang menjadi penyuka macam ini atau tidak. Dari lari aku bisa ‘mendapatkan’ banyak.
Walaupun aku penyuka proses lari ini, bukan berarti aku selalu riang gembira memulai aktifitas yang satu ini. Ada enggan, ada malas, ada pegal, ada banyak ‘tapi-tapi’ yang mungkin akan membuatmu enggan melakukannya. But wait, tunggu, dalam lari pun ada segar, ada clear thinking, ada inspirasi, ada endorfin, dan ‘baik-baik’ lainnya.
Lelah dan malas itu wajar, karena energi dan emosi adalah bahan bakarmu dalam berlari. Nah, kalau kita pikirkan, sebenarnya proses lari ini adalah salah satu analogi ‘hidup’. Hidup pun begitu bukan? Ada lelah di dalamnya, tapi tak bisa dipungkiri ada juga kebahagiaan di dalamnya. Rasa ternyata datang dengan penawarnya, jadi tak usah khawatir!
Berbagai varian rasa dalam hidup tak akan melukaimu! Sama sekali, ia justru adalah stimulus agar kau dalam merasakan kekhususan dalam panjatkan pinta, harap, dan doa kepada Nya. Ingatlah juga bahwa Penciptamu adalah Allah yang Arrahman dan Arrahim. Bayangkan Ia jauh lebih menyayangimu dibandingkan dengan ibu kita sendiri. Jujur tak terbayangkan sebesar apa rasa sayang Nya pada kita. Yang terbayang hanya, betapa banyak salah sangka (ku) pada Nya atas berbagai kekhawatiran atas varian-varian rasa yang sering tak dapat kupahami.
Poin dari lari pagi yang kudapatkan tadi adalah, wajar berbagai rasa sejenis lelah terasa, tapi jangan kemudian menilai bahwa lari itu ‘melukai’ mu. Ia justru membuatmu lebih ‘baik’ tanpa (mungkin) engkau sadari.
Jalani hidup dengan baik (sangka), karena berbagai varian rasa hidup ada untuk mendekatkan kita dengan Dia Sang Pemberi hidup…

Lari pagi bukan hanya aktifitas olahraga, namun olahjiwa juga ada dalam aktifitas ini.
Yuk, lari pagi!

Author Since: Aug 04, 2018

Mata buku, mata dengan jendela untuk melihat berbagai indah kehidupan...