Pendidikan

Kelas Kehidupan Kasat Mata

Beberapa waktu lalu aku berbincang dengan seorang anak lelaki 9 tahun. Berbincang dengannya seakan mengingatkanku bahwa ada kalanya usia hanyalah angka belaka. Usianya memang baru 9 tahun, namun pemikirannya sudah melampaui usia tersebut. Ketika berdiskusi mengapa ia kini lebih semangat belajar dibandingkan dengan sebelumnya. Ia menceritakan bahwa ia ingin membuat ibunya bahagia!

Cara yang dipilih anak pertama untuk membahagiakan ibunya adalah dengan semangat belajar. Berbeda dengan anak ke-2. Anak ini memilih untuk selalu membantu ibunya dalam menjaga adiknya. Ia rela menahan tidur agar bisa mengerjakan tugas dengan tenang. Hal ini dilakukan anak tersebut selepas sang adik tidur.

Anak-anak usia 9 tahun ini memiliki caranya masing-masing dalam membahagiakan ibunya. Mereka memilih cara yang mereka bisa lakukan. Dalam perbincangan itu juga dibahas bahwa dalam perjalanan membahagiakan ibu adakalannya lelah dan mencoba berdamai dengan emosi yang dirasa. Namun, misi untuk membuat ibu senang ini ternyata cukup kuat membuat ke-2 anak ini konsisten dengan pilihan sikap yang diambilnya dalam keseharian.

Anak pertama terus semangat belajar dari hari ke hari. Anak ke-2 terus berusaha menjaga adiknya setiap hari. Entah disadari atau tidak. Ke dua anak ini meningkat dalam penguasaan keterampilan dalam belajar dan keterampilan dalam mengelola emosi.

Kenyataan hidup adalah kelas belajar yang kasat mata. Ini adalah kelas dengan pelajaran-pelajaran yang berbeda bagi setiap ‘pelajarnya’. Pelajarnya bukanlah hanya anak usia 9 tahun seperti cerita di atas, tapi kita semua. Termasuk dirimua yang sedang membaca tulisan ini.

Yuk, semangat terus jalankan misa-misi dalam kelas belajar kasat mata ini!

Author Since: Aug 04, 2018

Mata buku, mata dengan jendela untuk melihat berbagai indah kehidupan...